WHAT'S NEW?
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Laporan Praktikum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Laporan Praktikum. Tampilkan semua postingan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU

 

 

Disusun Oleh:

Nama

:

Rasyid Ridho

NIM

:

2224142983

Kelas

:

VI C

Sesi

:

1

Kelompok

:

3

 

 

 

 

 

 

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017


I.       PENDAHULUAN

 

 

1.1  Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan energi yang didapatkan dari proses metabolisme. Metabolisme sel akan berjalan dengan adanya suplai oksigen sebagai bahan bakar pembuat energi. Oksigen yang disuplai berasal dari udara luar tubuh yang dihirup (inspirasi) melalui hidung dalam sistem pernapasan. Banyaknya udara yang dihirup bervariasi tergantung seberapa kuat udara tersebut dihirup. Selain itu, udara yang telah dihirup akan ditampung sementara di dalam paru-paru sebelum kemudian ditranspor melalaui sistem sirkulasi.

Hasil metabolisme sel berupa karbondioksida akan dikeluarkan karena apabila dibiarkan menumpuk akan menyebabkan suasana asam dan akan menjadi racun. Karbondioksida dikeluarkan melalui proses ekspirasi udara. Udara yang diinspirasi dan diekspirasikan serta kapasitas paru-paru manusia bisa diukur dengan menggunakan alat. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur kapasitas paru-paru dalam menghirup dan mengeluarkan udara.

 

1.2  Tujuan Praktikum

Mengukur kapasitas paru-paru (Kapsitas Inspirasi, Kapasitas Residu Fungsional, Kapasitas Vital, dan Kapasitas Total)

 

II.         TINJAUAN PUSTAKA

 

 

2.1  Paru-Paru sebagai Organ Pernapasan

Paru-paru adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang berhubungan dengan lingkungan di luar tubuh, yaitu melalui sistem penapasan. Fungsi utama paru-paru untuk respirasi, yaitu pengambilan O2 dari luar masuk ke dalam saluran pernapasan dan diteruskan ke darah. Oksigen digunakan untuk proses metabolisme CO2 yang terbentuk pada proses tersebut dikeluarkan dari dalam darah ke udara luar.

Proses fisiologis pernapasan adalah ketika O2 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan dan CO dikeluarkan ke udara. Fungsi pernapasan adalah sebagai pertukaran gas dan mengatur keseimbangan asam-basa. Keluar masuknya udara pernapasan dimungkinkan oleh dua peristiwa mekanik aitu inspirasi dan ekspirasi (Yulaekah, 2007: 41).

Udara mengalir ke dalam paru-paru melalui atang tenggotok. Udara tersebut kemudian melewati cabang-cabang saluran udara yang disebut bronki, menuju ranting-ranting udara (bronkiole) hingga ke jutaan kantung udara kecil disebut alveoli. Oksigen dalam udara melewati dinding alveoli yang tipis dan masuk ke ranting pembuluh darah. Oksigen tersebut melekatkan diri ke sel-sel darah merah dan dibawa melalui pembulih darah ke seluruh tubuh (Yulaekah, 2007: 40).

 

2.2  Volume Paru-Paru

Volume paru-paru akan berubah-ubah saat pernapasan berlangsung. Saat inspirasu akan mengembang dan saat ekspirasu ajan mengempis. Pada keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung tanpa disadari. Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru-paru adalah:

a.       Volume tidal yaitu udara paru yang masuk dan keluar pada pernapasan biasa. Besarnya volume tidal pada orang dewasa sekitar 500ml.

b.      Volume Cadangan Inspirasi yaitu volume udara yang masih dapat dihirup ke dalam paru-paru sesudah inspirasi biasa, besarnya pada orang dewasa adalah sekitar 3100 ml.

c.       Volume Cadangan Ekspirasi yaitu volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya pada orang dewasa sekitar 1000-1200 ml.

d.      Volume Residu yaitu udara yang masih tersisa di dalam paru-paru sesudah ekspirasi maksimal sekitar 1100 ml.

Volume Tidal, Volume Cadangan Inspirasi, dan Volume Cadangan Ekspirasi dapat langsung diukur dengan spirometer, sedangkan Volume Residu adalah Kapasitas Total Paru-Paru dikurangi Kapasitas Vital (Sari et al.. 2015: 10).

 

2.3  Kapasitas Paru-Paru

Kapasitas Paru Paru adlaha kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut:

a.         Kapasitas Total, adalah jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapa tergantung beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap tubuh, dan bentuk seseorang.

b.        Kapasitas vital adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.

c.         Kapasitas Inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang dapat dihirup oleh seseorang sebesar lebih kurang 3.500 ml dari posisi istirahat sampai jumlah maksimal.

d.        Kapasitas Residu Fungsional, yaitu jumlah udara yang masih tertinggal atau tersisa dalam paru pada posisi istirahat atau akhir respirasi normal sebesar 2.300 ml.

Dalam keadaan yang normal, kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak -5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ±3 liter udara. Pada saat kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paruparu 2.600 cm3 (21/2 liter) (Sari et al. 2015: 11).

 

 

2.4    Mengukur Kapasitas Paru-Paru

Kapasitas vital paru-paru laki-laki lebih besar daripada kapasitas vital perempuan, hal ini dirasa akan sangat menguntungkan dalam bekerja dan berolahraga. Berdasarkan pada tinggi badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vital paru-parunya, orang yang semakin tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru-paru yang lebih besar dari orang yang tinggi badannya rendah. Pada pria kapasitas vital prediksi = (27,63-0,112 U)TB, sementara pada wanita kapasitas vital prediksinya = (21,78-0,101 U) TB. U merupakan umur dalam tahun dan TB adalah tinggi badan dalam cm. Persentase kapasitas vital paru-paru  dapat diukur dengan membandingkan kapasitas vital hasil pengukuran dengan spirometer terhadap kapasitas vital prediksi dan dinyatakan dalam satuan persen (Pinzon, 2007: 16).

 

2.5    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Paru-Paru

Menurut Yulaekah (2007: 50) faktor yang mempengaruhi kapasitas paru-paru yaitu faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebut yaitu jenis kelamin, posisi tubuh, kekuatan otot pernapasan, ukuran dan bentuk anatomi tubuh, pertambahan usia, dan daya pengembangan paru. Faktor jenis kelamin perempuan memiliki kapasitas vital paru rata-rata 3,1 liter sedangkan laki-laki 4,6 liter. Sejalan dengan jumlah kapasitas vitalnya, kapasitas total paru perempuan lebih kecil daripada kapasitas total paru laki-laki.

Faktor ukuran dan bentuk tubuh yang dimaksud adalah seperti obesitas yang akan meningkatkan resiko Kapasitas Residu Ekspirasi (KRF) dan Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) meunurun dengan semakin beratnya tubuh. Pada penderitas obesitas VCE lebih kecil daripada CV, mengakibatkan sumbatan saluran napas (Yulaekah, 2007: 51).

 

 

III.      METODE PRAKTIKUM

 

 

3.1    Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1.      Satu buah Kontainer

2.      Satu buah Jerigen ukuran 5 L

3.      Selang Air 1 m

3.1.2 Bahan

1.      Air

2.      Udara

 

3.2  Cara Kerja

3.2.1      Volume Udara Pernapasan

1.    Kegiatan ini dilakukan oleh 2-3 anggota kelompok

2.    Teknik bernapas dilakukan seperti pada empat macam udara paru-paru secara bergantian

3.    Volume masing-masing udara yang ditiupkan dihitung dengan cara letak perubahan skala pada spirometer dihitung

4.    Hasilnya dicatat pada tabel

5.    Perlakuan tersebut diulangi setelah berlari ditempat selama 5 menit

6.    Hasilnya dicatat pada tabel

7.    Empat macam kapasitas udara paru-paru dihitung berdasarkan empat macam volume udara yang diperoleh

8.    Hasil dituliskan pada tabel

 

 

IV.      HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

4.1  Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 hasil pengukuran volume udara pernapasan

 

Nama

JK/

BB

(Kg)

Volume Udara (ml)

T

Ta

K

Ka

S

Sa

R

Ra

Putri S. M.

P/45

50

200

200

400

350

800

1200

1200

R. Ridho

L/45

50

100

200

250

600

700

1200

1200

Reva A.

P/47

500

300

800

400

900

500

1200

1200

Siti Khaerani

P/70

180

200

400

600

400

500

1200

1200

Siti Sulasanah

P/65

140

400

150

200

200

1000

1200

1200

Suryaningsih

P/41

50

400

40

1200

200

800

1200

1200

 

Tabel 4.2 hasil pengukuran kapasitas udara paru-paru

 

Nama

JK/

BB

(Kg)

Volume Udara (ml)

KI

KIa

KRF

KRFa

KV

KVa

KT

Kta

Putri S. M.

P/45

250

600

1550

2000

600

1400

1800

2600

R. Ridho

L/45

250

350

1800

1900

850

1050

2050

2250

Reva A.

P/47

1200

700

2100

1700

2100

1200

3300

2400

Siti Khaerani

P/70

580

800

1600

1700

980

1300

2180

2500

Siti Sulasanah

P/65

290

600

1400

2200

490

1600

1690

2800

Suryaningsih

P/41

90

1600

1400

2000

290

2400

1490

3600

 

Perhitungan kapasitas udara paru-paru:

1.    Putri Sarah M.

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 50 ml + 200 ml

            = 250 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 200 ml + 400 ml

            = 600 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 350 ml

             = 1550 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 800 ml

             = 2000 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 50 ml + 200 ml + 350 ml

             = 600 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 200 ml + 400 ml + 800 ml

             = 1400 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 600 ml + 1200 ml

             = 1800 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 1400 ml + 1200 ml

             = 2600 ml

2.        Rasyid Ridho

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 50 ml + 200 ml

            = 250 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 100 ml + 250 ml

            = 350 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 600 ml

             = 1800 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 700 ml

             = 1900 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 50 ml + 200 ml + 600 ml

             = 850 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 100 ml + 250 ml + 700 ml

             = 1050 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 850 ml + 1200 ml

             = 2050 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 1050 ml + 1200 ml

             = 2250 ml

3.        Reva Aprilia

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 400 ml + 800 ml

            = 1200 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 300 ml + 400 ml

            = 700 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 900 ml

             = 2100 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 500 ml

             = 1700 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 400 ml + 800 ml + 900 ml

             = 2100 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 300 ml + 400 ml + 500 ml

             = 1200 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 2100 ml + 1200 ml

             = 3300 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 1200 ml + 1200 ml

             = 2400 ml

4.        Siti Khaerani

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 180 ml + 400 ml

            = 580 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 200 ml + 600 ml

            = 800 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 400 ml

             = 1600 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 500 ml

             = 1700 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 180 ml + 400 ml + 400 ml

             = 980 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 200 ml + 600 ml + 500 ml

             = 1300 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 980 ml + 1200 ml

             = 2180 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 1300 ml + 1200 ml

             = 2500 ml

5.        Siti Sulasanah

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 140 ml + 150 ml

            = 290 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 400 ml + 200 ml

            = 600 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 200 ml

             = 1400 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 1000 ml

             = 2200 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 140 ml + 150 ml + 200 ml

             = 490 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 400 ml + 200 ml + 1000 ml

             = 1600 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 490 ml + 1200 ml

             = 1690 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 1600 ml + 1200 ml

             = 2800 ml

6.        Suryaningsih

a.       Kapasitas Inspirasi

Sebelum aktivitas

KI         = Volume Tidal (T) + Volume Udara Komplementer (K)

             = 50 ml + 40 ml

            = 90 ml

Setelah aktivitas

KIa      = Volume Tidal aktivitas (Ta) + Vol. Komplementer aktivitas (Ka)

            = 400 ml + 1200 ml

            = 1600 ml

b.      Kapasitas Residu Fungsional

Sebelum aktivitas

KRF     = Volume Residu (R) + Volume Udara Suplementer (S)

             = 1200 ml + 200 ml

             = 1400 ml

Setelah aktivitas

KRFa    = Volume Residu aktivitas (Ra) + Vol. Suplementer aktivitas (Sa)

             = 1200 ml + 800 ml

             = 2000 ml

c.       Kapasitas Vital

Sebelum aktivitas

KV       = T+ K + S

             = 50 ml + 40 ml + 200 ml

             = 290 ml

Setelah aktivitas

KVa      = Ta + Ka + Sa

             = 400 ml + 1200 ml + 800 ml

             = 2400 ml

d.      Kapasitas Total

Sebelum aktivitas

KT        = KV + R

             = 290 ml + 1200 ml

             = 1490 ml

Setelah aktivitas

KTa      = KVa + Ra

             = 2400 ml + 1200 ml

             = 3600 ml

 

4.2    Pembahasan

Hasil pengukuran volume udara pernapasan dan kapasitas paru-paru menunjukkan bahwa setiap orang memiliki volume udara pernapasan dan kapsitas paru-paru yang berbeda. Volume udara seseorang yang telah melakukan aktivitas cenderung meningkat namun hal yang berbeda yaitu pada hasil pengukuran volume udara milik Reva yang cenderung menurun di setiap jenis volume udara pernapasan. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Prasetyo (2012: 5) bahwa peningkatan aktivitas seseorang sejalan dengan peningkatan kapasitas udara di dalam paru-paru. Peningkatan volume udara seseorang setelah beraktivitas adalah hal yang umum. Hal ini disebabkan pengambilan oksigen oleh tubuh menjadi lebih banyak untuk melakukan metabolisme. Metabolisme yang dilakukan adalah untuk mencukupi kebutuhan energi saat beraktivitas. Salah satu tanda terjadinya penambahan volume udara saat beraktivitas adalah pengambilan udara yang secara terengah–engah.

Selain aktivitas tubuh, hal yang mempengaruhi volume dan kapasitas paru adalah jenis kelamin. Menurut Pambudhi (2016: 3) jenis kelamin merupakan faktor internal yang menentuka konsumsi oksigen dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki cenderung lebih banyak membutuhkan tenaga. Pembakaran kalori lebih banyak digunakan oleh laki-laki dibandingkan perempuan sehingga perempuan lebih beresiko obesitas dan obesitas dapat mmenurunkan fungsi paru-paru.

Selain itu menurut Pambudhi (2016: 4) berat badan juga seseorang dapat mempengaruhi kapasitas paru-paru juga. Seseorang dengan kategori kurus dan tinggi biasanya memiliki kapasitas vital parunya lebih besar dari orag gemuk dan pendek. Meningkatnya jumlah lemak di dinding dada dan abdomen, memungkinkan terdapatnya efek pada sifat mekanik diafragma serta adanya perubahan fungsi pernapasan yang akan menurunkan volume paru (Juarfianti, 2015: 433).

Namun dalam pengukuran yang telah dilakukan terdapat perbedaan dengan pernyataan tentang faktor jenis kelamin dan faktor berat badan yang dinyatakan oleh Pambudhi dan Juarfianti. Pada praktikan laki-laki memiliki volume udara pernapasan yang realtif kecil dibandingakan dengan perempuan. Hal ini terjadi karena pengukuran volume udara yang tidak begitu tepat dan penghembusan udaranya dilakukan secara tidak benar.

Volume udara pernapasan yang telah diukur akan membentuk nilai kapasitas yang mencakup dua atau lebih nilai volume udara pernapasan dalam siklus paru-paru. Sehingga dalam menentukan macam-macam kapasitas paru-paru dipengaruhi oleh volume udara. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa setiap orang memliki kapasitas paru yang berbeda. Perbedaan kapasitas paru-paru  ini selain diakibatkan volume udara yang berbeda juga diakibatkan oleh beberapa faktor lainnya.

Menurut Yulaekah (2012: 50) rata-rata kapasitas vital laki-laki muda lebih kurang 4.600 ml dan perempuan muda lebih kurang 3.100 ml. Sejalan dengan itu kapasitas total paru laki-laki juga lebih besar dari perempuan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas laki-laki yang biasanya lebih berat dibandingkan dengan perempuan. Aktivitas laki-laki yang berat membutuhkan energi yang banyak untuk itu paru-paru terlatih untuk menampung udara yang sesuai. Selain itu menurut Pinzon (2007: 18) kapasitas paru-paru juga dipengaruhi oleh berat badan. Pada individu yang mempunyai berat badan berlebih tentu akan mempunyai lipatan lemak lebih banyak. Dinding dada yang tebal oleh lipatan lemak akan sangat menghambat gerakan bernapas dinding dada dan elastisitas pergerakan dada menurun. Akibat itu maka akan terjadi penurunan kapasitas paru-paru. Bertambahnya berat badan pada penderita obesitas akan meningkatkan risiko komplikasi Kapasitas Residu Ekspirasi dan Volume Cadangan Ekspirasi menurun dengan semakin beratnya tubuh. Sehingga seseorang harus menjaga berat badannya tetap ideal untuk mendapatkan Indeks Massa Tubuh yang sesuai. Selain itu Yulaekah pun menambahkan proses penuaan, kekuatan otot pernapasan, dan anatomi atau bentuk tubuh serta paru juga mempengaruhi kapasitasnya.

Berdasarkan hasil pengukuran kapasitas paru-paru, praktikan di kelompok tiga memiliki kapasitas cenderung normal. Hal ini terlihat dari kisaran kapasitas total paru-paru yang berada dalam interval 2.200 ml sampai 3.600 ml. Nilai kapasitas paru-paru ini sesuai dengan interval oada orang dewasa yaitu denga kapasitas total paru-paru lebih kurang 5.800 ml.

 

 

V.    PENUTUP

 

 

5.1    Kesimpulan

Pengukuran volume udara pernapasan dan kapasitas paru-paru dapat menggunakan alat yang disebut spirometer. Volume udara setiap orang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis kelamin, aktivitas, berat tubuh, dan lainnya. Volume udara pernapasan akan bertambah siring dengan semakin beratny aktivitas tubuh yang sedang dilakukan. Laki-laki biasanya memiliki volume udara pernapasan yang lebih besar disebabkan oleh aktivitasnya lebih berat daripada perempuan. Sebaliknya volume udara pernapasan seharusnya akan menurun pada seseorang yang memiliki berat badan berlebih.

Kapasitas paru-paru yang berkaitan dengan volume udara pernapasan pun secara langsung akan terpengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Laki-laki yang memiliki kapasitas paru-paru lebih besar daripada perempuan sangat mendukungnya untuk berakitivitas lebih berat. Kemampuan pergerakan dada yang terdapat paru-paru di dalamnya terhambat karena tumpukan lemak akan menurunkan kapasitas fungsional paru-paru. Sehingga seseorang harus menjaga berat badannya tetap ideal agar kemampuan kapasitas parunya tidak menurun.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Juarfianti, J.N.A. Engka & S. Supit. 2015. Kapasitas Vital Paru pada Penduduk Dataran Tinggi Desa Rurukan Tomohon. Jurnal e-Biomedik (eBm). 3 (1): 430-434

Pambudhi, R.R. 2016. Hubungan antara Frekuensi Berenang terhadap Kapasitas Paru-Paru Perenang di Kolam Renang Manahan Surakarta. Jurnal Fisioterapi UMS. 1 (4): 33-41

Pinzon, R. 2007. Hubungan Indeks Massa Tubuhh dengan Kapasitas Vital Paru-Paru Golongan Usia Muda. Buletin Penelitian Kesehatan. 26. (1) 15-19

Prasetyo, Y. 2012. Adaptasi Sistem Pernapasan terhadap Latihan. Online http://staff.uny.ac.id diunduh pada 4 April 2017 Pukul 20.09 WIB

Sari, L.W.I dam Yosef Purwoko. 2015. Perbedaan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Pelatihan Senam Lansia Menpora pada Kelompok Lansia Kemuning, Banyumanik, Semarang. Online http://eprints.undip.ac.id diunduh pada 21 Maret 2017 Pukul 08.50 WIB

Yulaekah, S. 2007. Paparan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Industri Batu Kapur. Online http://eprints.undip.ac.id diunduh pada 26 Maret 2017 Pukul 15.01 WIB